Yolanducha Followers

Saturday, May 7, 2011

Chef Juna: "Memasak Adalah Seni"

Bookmark and Share
"galak, ketus, jutek, menyebalkan, sangat tidak ramah, kalo ngasi komentar pedes banget ke peserta bawaannya pengen ngelempar dia pake gas LPG 80kg tapi gantengnya selangit." 
                                   MySpaceMySpace
Siapa lagi kalo bukan Master Chef Juna, salah satu juri Master Chef Indonesia yang terkenal paling galak, jutek dan ganteng  MySpace di banding juri juri yang lainnya.
dia terkenal banget sekarang semenjak jadi juri Master Chef Indonesia. saya suka banget sama style nya dia, galak, jutek tapi dia berwibawa dan punya kemampuan masak yang cukup tinggi dan dia nggak cuman asal ceplas ceplos aja kalo ngasih komentar. bener-bener The Real Master Chef Indonesia!

Karena aku penasaran banget sama chef tampan satu ini, akhirnya aku nyoba googling tentang Chef Juna dan semua tentang Chef Juna bakal aku post disini.

Chef Juna emang gak begitu terkenal di Indonesia tapi dia lebih terkenal di luar negeri. karena dia dulu bekerja jadi chef di luar negeri selama 13 tahun semenjak tahun 1997.


Yuk, liat profilnya langsung!




Junior Rorimpandey atau yang lebih di kenal dengan nama Chef Juna ini adalah Chef asal Manado yang tahun ini berusia 35 tahun. sekarang ia menjadi Executive Chef Jack Rabbit Cuisine & Libations salah satu restoran di Jakarta. Ia pernah Belajar di bawah koki kenamaan, Michael Symon dan Chef Thomas Keller. 

"Saya mencoba membuat Jackrabbit sebagai sebuah restoran yang segalanya dilakukan secara profesional. Mulai dari penanganan makanan, minuman, juga servisnya. Ketiga hal ini saya rasa kurang dari culinary scene di Jakarta. Karena itu saya masih ingin membangun lebih baik lagi. Kami memang belum sempurna, tetapi kami sudah memiliki gol-gol. Dan itu harus dilakukan dengan kerja keras."

Profesi Chef Juna terjadi secara nggak sengaja. Pada tahun 1997, ia pergi ke Amerika Serikat (Brownsville, Texas) untuk sekolah penerbangan. Chef Juna telah mendapat lisensi pilot, tapi ditengah mengambil lisensi komersial, sekolah penerbangannya bangkrut. Akhirnya ia pergi ke Houston untuk lanjutkan pelatihan. Awal 1998 disaat Indonesia sedang dilanda krimon (krisis ekonomi), ibunya nggak bisa membantu keuangannya di luar negeri, dan akhirnya ia harus mencari kerja walau secara ilegal (belum mendapatkan ijin kerja).

Berbagai pekerjaan yang dicoba Chef Juna, akhirnya ia kerja di restoran tradisional Jepang sebagai waiter (pelayan). Setelah 2 minggu, master sushi menawarkannya untuk jadi muridnya, Chef Juna terima tawaran itu. Ia akhirnya mulai dari dasar dan dilatih sangat keras. Pemilik restoran itu kagum dengan kinerjanya dan mensponsori Chef Juna untuk mendapatkan Permanent Resident (ijin tinggal).

Pada tahun 2002, Chef Juna mengambil alih sebagai head chef (kepala koki) di restoran karena sushi master yang melatih Chef Juna ini pindah ke restoran lain. Di tahun 2003, ia pindah kerja ke restoran sushi nomor satu di Houston yang bernama Uptown Sushi. Setelah beberapa bulan, ia menjadi Executive Chef disana. Masuk ke tahun 2004, Chef Juna mulai jenuh dengan masakan Jepang, dan akhirnya ia pindah ke restoran Perancis, The French Laundry yang dikenal sebagai restoran yang menerapkan standar tinggi. Ia mulai dari awal lagi. Lalu, ia juga mencari pekerjaan di tempat lain agar dapat belajar lebih banyak.

Di French Laundry, ada hukuman bagi yang melakukan kesalahan walau kesalahan sederhana. Mereka dilatih dengan baik dan disiplin yang diterapkan seperti militer. Disana Chef Juna belajar banyak teknik, mengontrol protein pada makanan, dan menciptakan makanan yang dihias cantik dan sangat enak. Nggak heran waktu Chef Juna menilai peserta Master Chef Indonesia sangat galak. Galaknya pasti keluar kalau liat makanan yang dihias berantakan dan rasanya hambar. Wajar, koki ganteng tapi sangar ini berpengalaman.


“Memasak adalah suatu yang anda cintai ketika anda berada di dapur, dan itu bukan hanya sekedar pekerjaan. Itu adalah sebuah gairah dan pekerjaan yang sulit. Saya suka memasak karena saya menilai masak sebagai seni. Ketika saya membuat hidangan baru, itu seperti telah selesai sebuah proyek seni. Berjuang untuk kesempurnaan membuat masakan yang lezat dengan bahan berbagai warna dan terlihat cantik di piring. Setiap malam saya memasak di dapur, terutama malam yang super sibuk, saya merasa bahwa prestasi saya tercapai karena saya membuat pelanggan kenyang, senang dan memberikan mereka pengalaman bersantap yang hebat. Saya juga suka suasana dapur yang sibuk, suara panci panas saat bahan masakan dimasukkan, suara peralatan masak, orang-orang berkomunikasi satu sama lain tentang apa yang mereka lakukan, semua itu seperti musik di telinga saya”, kata Chef Juna yang sekarang menjadi Executive Chef di restoran Jack Rabbit Jakarta. 

"Yang saya dapat adalah satisfaction, dengan kata lain, menjadi chef itu seperti seniman. Kami tidak mendapat spotlight seperti pemain sinetron atau model, tetapi kami juga seniman. Buat saya, dapur itu seperti laboratorium, kita bereksperimen di sana. Beberapa berhasil dan kita taruh di menu, sebagian lainnya gagal, kita buang dan coba lagi. Trial and error. Saat menumpuk dan mencampur bahan makanan, ada kepuasan tersendiri untuk mencipta. Selain itu, saat kita melihat restoran berjalan dengan lancar, ada kepuasan batin tersendiri. Kita melayani dan membuat orang lain bahagia, lalu mereka memuji dan puas, tidak ada complain, itu juga kepuasan tersendiri."


Waktu umur 17 tahun, Chef Juna ini termasuk anak berandalan, ia buat sebuah geng yang bernama Bad Bones. Dengan mengendarai Harley, mereka ngebut dan nggak peduli kemanapun mereka pergi.

“Saya pernah kuliah teknik perminyakan selama 3,5 tahun di Indonesia, tapi nggak selesai karena saya terlalu nakal. Akhirnya saya memutuskan untuk membenahi hidup, berubah, dan pindah ke Amerika. Saya sampai menjual motor kesayangan untuk biaya sekolah di sana”

Diculik, disiksa, overdosis dan hampir ditembak di kepala udah pernah dirasakan Chef Juna. Merokok dan terjerumus dalam narkoba juga pernah. Tapi ia berubah karena ia punya pemikiran berbeda.

Di kedua lengan Chef Juna ini bertato. Tato itu dibuat waktu Chef Juna umur 15 di Bali, dengan menggunakan mesin buatan sendiri yang menggunakan jarum jahit.

Menurut media, Chef Juna sekarang berpacaran dengan Aline Tumbuan atau Caroline Ingrid Adita. dan kabarnya udah setahun pacaran.




Source:
http://mysuperlounge.com/
http://www.kaskus.us/
http://google.co.id/

4 comments: